MINUT — Untuk menghijaukan pesisir dan mencegah abrasi, Komunitas Sang Alang menggelar aksi penanaman mangrove di kawasan hutan mangrove Desa Serawet, Kecamatan Likupang Timur, Kabupaten Minahasa Utara, Sulawesi Utara (Sulut).
Kegiatan berlangsung selama tiga hari, sejak 25 hingga 27 April 2025, dan melibatkan sejumlah pecinta alam dari berbagai daerah.
Koordinator kegiatan, Rendy Manurip, mengatakan penanaman ini dilakukan sebagai bentuk kepedulian terhadap kondisi pesisir yang semakin rentan akibat abrasi dan penebangan liar. Sejumlah pulau kecil di Likupang Timur, seperti Pulau Napomanu, disebutnya menjadi daerah yang paling terdampak.
“Kami ingin menghijaukan kembali pesisir dan melindungi pulau-pulau kecil dari ancaman abrasi, sesuai dengan tema kegiatan, ‘Merawat Hutan Mangrove untuk Pesisir Hijau’,” ujar Rendy, Sabtu (26/4/2025).
Aksi penanaman ini mendapatkan dukungan penuh dari Pemerintah Desa Serawet. Hukum Tua Desa Serawet, Herry Toungkukut, yang membuka langsung kegiatan tersebut, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Komunitas Sang Alang.
“Kami berharap ada tindak lanjut dalam bentuk kerja sama resmi atau nota kesepahaman (MoU) untuk menjaga dan melestarikan hutan mangrove, khususnya di wilayah pulau-pulau kecil yang terancam hilang,” kata Herry.
Herry menambahkan, abrasi dan aktivitas penebangan liar telah menjadi ancaman serius bagi keberlangsungan ekosistem di wilayahnya. Beberapa pulau kecil bahkan berisiko tenggelam dalam beberapa tahun ke depan jika tidak ada upaya penyelamatan yang serius.
Saat ini, hutan mangrove di Desa Serawet juga telah dikembangkan sebagai destinasi wisata alam berbasis ekowisata. Kawasan ini menjadi tempat berlabuh bagi para nelayan, terutama saat cuaca buruk melanda perairan Likupang.
Melalui kegiatan ini, Komunitas Sang Alang berharap semakin banyak pihak yang sadar akan pentingnya menjaga mangrove sebagai benteng alami pesisir dan habitat berbagai jenis biota laut. (Riv)