MINAHASA, MediaDaerah.com – Calon Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) nomor urut 3 dari PDI Perjuangan, Steven Kandouw, menghadiri pembukaan Festival Seni Pemuda Gereja (FSPG) Sinode GMIM 2024 yang digelar di Kawangkoan, Kabupaten Minahasa, Kamis (17/10/2024).
Acara ini menjadi salah satu perhelatan penting bagi kaum muda GMIM, di mana seni dijadikan sebagai medium untuk mempererat persatuan dan melayani sesama melalui ajaran gereja.
Dalam pidatonya, Steven Kandouw menegaskan pentingnya FSPG sebagai wadah untuk mengimplementasikan Tri Tugas Panggilan Gereja, yakni Marturia (bersaksi), Koinonia (bersekutu), dan Diakonia (melayani). Menurut Kandouw, seni memiliki peran vital dalam mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam ketiga tugas tersebut.
“Festival Seni Pemuda Gereja ini adalah sarana yang sangat tepat untuk kita semua, khususnya para pemuda, melakukan panggilan kita sebagai umat yang percaya. Marturia, Koinonia, dan Diakonia harus diwujudkan tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga dalam bentuk karya seni. Ini menjadi bukti nyata bahwa kita mendukung hakekat gereja yang kudus dan terus berkomitmen untuk melayani dan memuji Tuhan dalam setiap aspek kehidupan,” ungkap Steven dalam wawancaranya di sela-sela acara pembukaan.
Lebih lanjut, Kandouw menekankan pentingnya seni sebagai salah satu aspek yang dapat menilai peradaban suatu bangsa. Menurutnya, seni bukan sekadar ekspresi estetika, melainkan juga sebuah instrumen yang memperlihatkan kemajuan spiritual dan budaya manusia.
“Seni adalah salah satu indikator peradaban suatu bangsa. Ketika kita berseni, kita tidak hanya meningkatkan nilai budaya, tetapi juga peradaban spiritual kita. Additional dari Marturia, Koinonia, dan Diakonia, adalah bahwa manusia dinilai dari peradabannya, dan salah satu parameternya adalah seni. Berbahagialah kita semua yang memuji Tuhan dan yang terlibat dalam Festival Seni Pemuda Gereja Sinode GMIM tahun ini,” tambahnya.
Festival Seni Pemuda Gereja (FSPG) merupakan ajang tahunan yang diselenggarakan oleh Sinode GMIM sebagai wadah kreativitas dan apresiasi seni para pemuda gereja. Tahun ini, acara tersebut menarik ribuan peserta dari berbagai jemaat di Sulawesi Utara, yang berkompetisi dalam berbagai cabang seni seperti vokal grup, tari tradisional, musik rohani, hingga drama.
Acara yang berlangsung meriah tersebut juga menjadi momentum penting dalam membangun semangat kebersamaan di kalangan pemuda gereja, terutama di tengah tantangan zaman yang semakin kompleks. Kandouw menekankan bahwa pemuda gereja memiliki peran strategis dalam menjaga keutuhan gereja sekaligus membangun masa depan yang lebih baik melalui karya seni yang bersifat rohani.
Kandouw, yang dikenal dekat dengan berbagai komunitas gereja, menyampaikan apresiasinya terhadap peran aktif para pemuda dalam menjaga semangat pelayanan. “Saya sangat bangga melihat antusiasme yang luar biasa dari para pemuda GMIM. Kalian semua adalah pilar masa depan gereja dan daerah ini. Melalui seni, kalian telah memperlihatkan bahwa nilai-nilai Marturia, Koinonia, dan Diakonia dapat hidup dalam bentuk yang lebih nyata dan relevan dengan zaman,” tegasnya.
Tidak hanya fokus pada aspek spiritual, Steven Kandouw juga menyampaikan bahwa pemerintah provinsi, di bawah kepemimpinannya bersama Alfred Denny Tuejeh (SK-ADT), akan terus mendukung program-program pengembangan seni dan budaya di Sulawesi Utara. Menurut Kandouw, seni dan budaya merupakan warisan penting yang perlu dilestarikan dan dikembangkan, khususnya melalui inisiatif-inisiatif seperti FSPG ini.
“Sebagai pemerintah, kami berkomitmen untuk terus mendukung dan memfasilitasi kegiatan-kegiatan yang mengangkat seni dan budaya lokal. Kegiatan seperti FSPG tidak hanya penting untuk mempererat persatuan pemuda gereja, tetapi juga sebagai sarana melestarikan budaya daerah dan mengangkat nama Sulut di kancah nasional dan internasional,” tutupnya.
Festival Seni Pemuda Gereja ini menjadi bukti nyata bahwa seni, keimanan, dan peradaban dapat bersatu dalam harmoni, memperkaya kehidupan rohani dan budaya masyarakat Sulut. (*)