MANADO, MediaDaerah.com – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) semakin mendekati puncaknya. Kontestasi politik ini tak hanya menjadi ajang bagi para kandidat untuk menampilkan program dan visi-misi mereka, tetapi juga untuk menunjukkan keteladanan pribadi di hadapan publik.
Salah satu figur yang menarik perhatian masyarakat adalah Steven Kandouw, calon Gubernur Sulut nomor urut 3 yang diusung oleh PDI Perjuangan (PDIP).
Berpasangan dengan Letnan Jenderal TNI (Purn) Alfret Denny Djoike Tuejeh, Steven Kandouw menghadirkan sosok pemimpin yang tak hanya berintegritas dan berpengalaman, tetapi juga memiliki nilai-nilai kekeluargaan yang kuat, yang menjadikannya panutan di tengah masyarakat Sulut.
Di luar kesibukannya sebagai seorang politisi dan pemimpin, Steven Kandouw dikenal luas sebagai figur kepala keluarga yang berhasil membimbing keluarganya menuju kesuksesan dan keharmonisan.
Bersama sang istri, dr Kartika Devi Kandouw-Tanos, Steven Kandouw telah membangun rumah tangga yang solid dan penuh prestasi. Keluarga Kandouw-Tanos, yang sering disebut-sebut sebagai simbol keluarga harmonis di Sulut, telah melahirkan generasi penerus yang berprestasi di berbagai bidang.
Didikan dan bimbingan dari seorang ayah yang bijaksana, serta dukungan penuh dari seorang ibu yang penuh kasih, menjadikan ketiga anak mereka tumbuh menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan berkualitas.
Prestasi gemilang yang diukir oleh ketiga anak Steven Kandouw dan dr Kartika Devi Kandouw-Tanos tidak lepas dari peran besar orang tua mereka. Anak pertama, Ernesto Kandouw, sejak kecil telah menunjukkan minat yang besar dalam bidang olahraga. Keuletannya di lapangan, baik dalam tim basket maupun sepak bola, membawanya pada berbagai kejuaraan.
Tidak berhenti di situ, Ernesto kemudian melanjutkan pendidikan ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan lulus dengan predikat memuaskan. Kini, ia berpangkat Inspektur Dua (Ipda) dan sedang berkarir di Polsek Taman Sari. Karir Ernesto di dunia kepolisian kian gemilang, ia berhasil menorehkan prestasi berkat ketekunan, kejujuran, dan dedikasi tinggi yang ia warisi dari sang ayah. Sosoknya yang disiplin dan bertanggung jawab menjadi cermin dari pendidikan keluarga yang harmonis.
Kemudian, anak kedua, Abigail Kandouw, B.Sc., menorehkan prestasi luar biasa di bidang akademis. Ia berhasil lulus dari University of Surrey, Inggris, dengan gelar Bachelor of Science. Abigail dikenal sebagai sosok yang ramah, cerdas, dan rendah hati. Bakat akademiknya yang luar biasa membawanya aktif dalam berbagai kegiatan penelitian ilmiah dan organisasi sosial. Kesuksesan Abigail tak hanya mencerminkan kegigihan pribadinya, tetapi juga mencerminkan bagaimana Steven Kandouw dan sang istri mendidik anak-anak mereka dengan nilai-nilai kejujuran, kerja keras, dan kerendahan hati.
Ada juga, anak bungsu dari keluarga Kandouw-Tanos, Oswaldo Kandouw, turut mengukir prestasi yang tak kalah membanggakan. Pada Agustus 2024, Oswaldo dipercaya menjadi bagian dari Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) Provinsi Sulut. Penunjukan ini bukan tanpa alasan, Oswaldo dikenal sebagai pribadi yang disiplin, berjiwa nasionalis, dan memiliki kepribadian yang tangguh.
Selain itu, ia juga aktif di bidang olahraga, khususnya basket, di mana ia telah banyak menorehkan prestasi bersama timnya. Oswaldo, dengan segala kelebihannya, menjadi bukti nyata bahwa keluarga Kandouw-Tanos mampu menanamkan nilai-nilai positif pada setiap anak mereka, menjadikan mereka generasi yang berintegritas dan berprestasi.
Keteladanan dan keberhasilan Steven Kandouw dalam membina keluarganya tidak hanya diakui oleh kalangan terdekat, tetapi juga mendapatkan apresiasi dari masyarakat luas. Bagi banyak warga Sulut, kesuksesan Steven dalam membangun keluarga yang harmonis dan berprestasi menjadi cerminan potensinya sebagai seorang pemimpin yang mampu mengelola wilayah dengan baik. (*)