KYOTO – Gubernur Sulawesi Utara (Sulut) Olly Dondokambey (OD) dan rombongan saat tiba di Kyoto Jepang langsung menuju kawasan destinasi wisata Kuil Kiyomizudera dengan menggunakan bus, Jumat (3/3/2023).
Perjalanan menempuh waktu kurang lebih 20 menit dari pusat Kota Kyoto, untuk bisa sampai di kawasan Kuil Kiyomizudera.
Kuil Kiyomizudera adalah Kuil Budha yang ditemukan sekitar abad ketujuh dan telah warisan budaya Unescos sejak tahun 1994.
Ribuan wisatawan setiap hari berkunjung ke Kuil ini, dan karena terletak di atas bukit serta dikelilingi taman yang asri menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung.
Tak terkecuali rombongan Pemprov Sulut dan Forkompimda Sulut, yang sangat terpesona dengan suasana yang indah dan asri ketika pertama kali masuk ke area kuil.
Meski termasuk kota Metropolitan, namun pemerintah Kota Kyoto masih sangat melestarikan budaya daerah setempat. Rombongan Gubernur OD terkagum-kagum dengan pemandangan para wisatawan yang sebagian besar turis lokal yang menggunakan baju adat Jepang Kimono. Mereka rela mengeluarkan kocek untuk menyewa kimono sambil mengelilingi kawasan wisata tersebut.
Inilah menurut Gubernur OD yang harus di tiru pemerintah kabupaten kota di Sulut agar bisa mengadopsi penerapan budaya lokal di Jepang demi pengembangan pariwisata.
“Sulawesi banyak memiliki budaya asli daerah dari beragam suku. Ini jika dikembangkan dan dilestarikan secara baik pasti bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan khususnya turis asing,” ujar Gubernur OD didampingi sejumlah bupati dan walikota yang ikut mengunjungi kuil Kiyomizudera.
“Saya mendorong walikota dan bupati harus melestarikan budaya lokal di daerah masing-masing. Saya kira itu wajib dijaga karena warisan leluhur yang memiliki nilai sejarah,” tambahnya.
Sejumlah kepala daerah yang bersama Gubernur OD, yakni Wali Kota Manado Andrei Angow, Bupati Minahasa Utara (Minut) Joune Ganda, Bupati Kepulauan Sitaro Evanglien Sasingen dan Wakil Walikota Tomohon Wenny Lumentut, bertekat akan mengadopsi pengelolaan wisata budaya seperti Kyoto.
“Mewujudkan kota yang bersih masih menjadi pekerjaan rumah bagi saya dan wakil walikota. Sebab budaya bersih masih sangat kurang diterapkan oleh warga Kota Manado. Namun demikian, kami terus berupaya mendorong masyarakat selalu menerapkan budaya bersih. Harus ada kesadaran dari masyarakat dulu, baru kota bersih itu bisa terwujud,” ungkap Wali Kota Manado, Andre Angouw.
Sementara, Joune Ganda, Bupati Minahasa Utara, turut memberikan tanggapannya soal pengelolaan wisata di Kota Kyoto ini.
“Minahasa Utara terdiri dari beberapa suku besar, seperti Suku Sangihe, Sitaro dan Talaud serta Suku Minahasa. Budaya dari beberapa suku ini, masih sangat kental dan saya bersama wakil bupati tentu akan berupaya mengembangkan dan melestarikan budaya tersebut melalui berbagai agenda pariwisata tahunan” tuturnya.
“Masih banyak kekurangan tapi kita berupaya Minahasa Utara bisa menjadi daerah destinasi utama pariwisata di Sulut, apalagi salah satu kawasan di Minut sudah menjadi kawasan destinasi prioritas,” tambahnya. (Riv)